News
GAIKINDO Catat Lonjakan Ekspor Mobil Nasional
GAIKINDO Catat Lonjakan Ekspor Mobil Nasional

GAIKINDO industri otomotif nasional mencatat tonggak bersejarah pada tahun 2025. Berdasarkan laporan resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), ekspor kendaraan utuh atau Completely Built Up (CBU) dari Indonesia melonjak drastis hingga 28% di bandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini menjadi yang tertinggi sepanjang satu dekade terakhir, sekaligus menandai kebangkitan penuh sektor otomotif nasional setelah terpukul oleh pandemi dan tekanan ekonomi global.
Ketua Umum GAIKINDO, Yohannes Nangoi, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolektif antara pelaku industri, pemerintah, serta investor asing yang terus mempercayakan Indonesia sebagai basis produksi regional. “Lonjakan ekspor yang kita lihat hari ini adalah bukti nyata bahwa mobil buatan Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga bersaing di pasar internasional dengan kualitas yang di akui,” ujarnya dalam konferensi pers tahunan di Jakarta.
Berdasarkan data GAIKINDO, total ekspor CBU hingga September 2025 mencapai 481.000 unit, naik dari 375.000 unit pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, ekspor kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) turut meningkat sebesar 12%, mencerminkan antusiasme tinggi pasar luar negeri terhadap produk otomotif nasional.
Model-model seperti Toyota Raize, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, dan Daihatsu Terios menjadi tulang punggung ekspor tahun ini. Keempatnya di nilai memiliki kombinasi desain yang cocok untuk pasar tropis, efisiensi bahan bakar tinggi, serta suku cadang yang mudah tersedia di negara tujuan ekspor.
GAIKINDO faktor nilai tukar rupiah yang relatif stabil turut memberikan keuntungan bagi eksportir. Dengan biaya produksi yang efisien, harga jual ekspor tetap kompetitif tanpa menurunkan kualitas. Hasilnya, Indonesia kini mengokohkan posisinya sebagai produsen otomotif terbesar kedua di ASEAN setelah Thailand, dengan tren pertumbuhan yang berpotensi menyalip dalam lima tahun ke depan.
GAIKINDO Faktor Pendorong Utama Lonjakan Ekspor Nasional
GAIKINDO Faktor Pendorong Utama Lonjakan Ekspor Nasional lonjakan ekspor mobil nasional tidak terjadi begitu saja. GAIKINDO mencatat sedikitnya enam faktor utama yang menjadi fondasi kuat bagi keberhasilan industri otomotif Indonesia dalam menembus pasar global.
Pertama, diversifikasi pasar ekspor yang semakin luas. Jika pada 2010–2018 fokus ekspor hanya ke negara-negara ASEAN, kini ekspansi telah menjangkau lebih dari 50 negara di empat benua. Upaya ini di lakukan melalui partisipasi aktif Indonesia dalam berbagai pameran otomotif internasional seperti Bangkok International Motor Show, Dubai Auto Expo, hingga Latin American Motor Fair.
Kedua, karakteristik produk yang menyesuaikan kebutuhan pasar global. Produsen otomotif Indonesia kini lebih adaptif terhadap permintaan spesifik negara tujuan, mulai dari penyesuaian posisi setir, standar emisi gas buang, hingga fitur keselamatan. Misalnya, untuk pasar Timur Tengah, produsen menambahkan sistem pendingin kabin berkapasitas besar dan filter udara khusus untuk kondisi gurun.
Ketiga, investasi besar di sektor produksi. Beberapa pabrikan besar seperti Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) menambah kapasitas produksi ekspor hingga 30% pada 2025. Bahkan, Honda dan Hyundai tengah mempersiapkan pabrik baru yang berorientasi ekspor kendaraan listrik dan hybrid.
Keempat, pemerintah memainkan peran penting melalui kebijakan insentif fiskal dan non-fiskal. Mulai dari pembebasan bea impor komponen ekspor, percepatan izin ekspor, hingga keringanan pajak bagi pabrikan yang memenuhi target ekspor tahunan.
Kelima, penguatan industri komponen lokal. Berkat program “Local Content Enhancement”, tingkat kandungan lokal (TKDN) kendaraan ekspor kini mencapai rata-rata 85%. Artinya, hampir seluruh suku cadang utama — dari bodi, interior, hingga sistem transmisi — di produksi oleh perusahaan dalam negeri. Hal ini tidak hanya memperkuat struktur industri, tetapi juga meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional.
Tantangan Di Tengah Pertumbuhan: Logistik, Teknologi, Dan Regulasi
Tantangan Di Tengah Pertumbuhan: Logistik, Teknologi, Dan Regulasi meski capaian ekspor mobil nasional sangat positif, GAIKINDO menegaskan bahwa sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan besar. Tantangan logistik dan teknologi menjadi dua isu utama yang paling krusial dalam menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekspor.
Pertama, biaya logistik ekspor masih relatif tinggi di bandingkan negara pesaing seperti Thailand dan Vietnam. Meskipun pelabuhan Patimban telah beroperasi penuh, efisiensi rantai distribusi domestik — mulai dari pabrik ke pelabuhan — masih belum optimal. Keterbatasan jalur kereta barang dan kemacetan jalan lintas industri membuat waktu tempuh pengiriman meningkat, sehingga biaya ekspor per unit mobil bisa naik hingga 7%.
Kedua, standar emisi global semakin ketat. Negara-negara Eropa dan Timur Tengah mulai menerapkan aturan emisi Euro 6 dan Euro 7, sementara sebagian besar mobil ekspor Indonesia masih menggunakan standar Euro 4. Perlu investasi besar dalam sistem pembakaran dan komponen ramah lingkungan agar mobil nasional tetap di terima di pasar internasional.
Ketiga, ketergantungan terhadap bahan baku impor masih cukup tinggi. Beberapa komponen seperti chip semikonduktor, sistem ABS, dan sensor elektronik masih di impor dari Jepang, Korea, atau China. Ketika terjadi gangguan pasokan global, proses produksi di dalam negeri bisa terganggu.
GAIKINDO bersama pemerintah kini tengah mengupayakan solusi menyeluruh, mulai dari peningkatan efisiensi logistik, pembangunan infrastruktur hijau, hingga penyediaan insentif riset bagi industri kendaraan listrik. Dengan langkah yang tepat, tantangan ini dapat di ubah menjadi peluang untuk melompat lebih jauh.
Prospek Cerah Menuju Ekosistem Ekspor Otomotif Hijau Dan Cerdas
Prospek Cerah Menuju Ekosistem Ekspor Otomotif Hijau Dan Cerdas menatap masa depan, GAIKINDO optimistis. Bahwa industri otomotif Indonesia berada di jalur yang tepat menuju era ekspor hijau dan berteknologi tinggi. Pemerintah menargetkan ekspor kendaraan listrik nasional mencapai 50.000 unit. Per tahun pada 2030, termasuk mobil listrik, bus listrik, dan motor listrik.
Langkah strategis telah di mulai dengan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang. Dan Morowali, yang akan menjadi salah satu pusat produksi baterai terbesar di Asia Tenggara. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan strategis dalam rantai pasok EV global.
Selain itu, beberapa produsen seperti Hyundai, Wuling, dan Toyota sudah mulai memproduksi. Mobil listrik dan hybrid yang siap di ekspor ke negara-negara ASEAN dan Timur Tengah. Program “Indonesia EV Export 2025” yang di gagas GAIKINDO berfokus pada tiga pilar: inovasi teknologi. Penguatan TKDN EV, dan ekspansi pasar ekspor berkelanjutan.
Tidak hanya kendaraan, sektor komponen otomotif seperti baterai, sistem pengisian cepat, dan modul elektronik juga akan menjadi komoditas ekspor baru. Dengan pengembangan industri komponen ini, nilai ekspor nasional dapat meningkat dua kali lipat tanpa harus menambah volume unit kendaraan.
Di sisi kebijakan, pemerintah berencana memperluas skema insentif pajak hijau untuk produsen yang mengekspor kendaraan rendah emisi. Selain itu, integrasi data ekspor otomotif nasional melalui sistem digital GAIKINDO akan meningkatkan transparansi dan mempercepat proses administrasi ekspor.
Dengan dukungan kebijakan yang konsisten, peningkatan riset, serta kolaborasi lintas sektor. Indonesia memiliki peluang besar menjadi salah satu pusat ekspor otomotif terbesar di dunia. Tak hanya dalam hal volume, tetapi juga dalam inovasi dan keberlanjutan dengan GAIKINDO.