Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi
Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi

Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi

Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi
Penyakit Cacar Air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi

Penyakit Cacar Air Yang Juga Di Kenal Sebagai Varisela Adalah Infeksi Virus Yang Umumnya Terjadi Pada Masa Kanak-Kanak. Varisela atau cacar air di sebabkan oleh virus varicella-zoster, yang menyebar melalui udara atau kontak langsung dengan cairan dari lepuhan. Gejala yang biasanya akan di derita meliputi ruam berbentuk bintik merah atau lepuhan yang gatal, demam ringan dan sakit kepala. Salah satu ciri khas dari penyakit ini adalah ruam yang muncul di seluruh tubuh, termasuk di wajah, kulit kepala dan tubuh. Lepuhan ini kemudian akan pecah dan membentuk kerak, yang kemudian akan mengering, hitam dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Tetapi juga akan meninggalkan bekas di beberapa orang, terutama yang menggaruknya ketika mulai mongering. Meskipun cacar air biasanya merupakan penyakit ringan dan mandiri yang sembuh dengan sendirinya. Tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, terutama karena rasa gatal yang sangat parah.

Cacar air biasanya menyebar dari satu orang ke orang lain melalui udara atau kontak langsung dengan lepuhan cacar air. Orang yang terinfeksi Penyakit Cacar Air dapat menularkan virus bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala. Bahkan mereka tetap dapat menularkannya hingga semua lepuhan cacar air sudah mulai mengering dan menghilang. Oleh karena itu, cacar air dapat menyebar dengan cepat di antara anak-anak di lingkungan sekolah atau ketika bermain.

Meskipun cacar air biasanya merupakan penyakit ringan, tetapi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius pada beberapa individu. Terutama bagi mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau wanita hamil. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi bakteri pada lepuhan cacar air, pneumonia atau bahkan ensefalitis. Vaksin varisela tersedia dan di rekomendasikan untuk mencegah Penyakit Cacar Air pada anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah terkena cacar air sebelumnya.

Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi

Penyakit cacar air Bisa Menular Melalui Berbagai Jalur Transmisi, baik melalui udara maupun kontak langsung dengan individu yang terinfeksi. Salah satu cara utama penyebaran cacar air adalah melalui percikan air liur. Atau cairan dari lepuhan cacar air saat batuk atau bersin oleh individu yang terinfeksi. Partikel virus kemudian dapat tersebar di udara dan dapat terhirup oleh individu lain, yang kemudian dapat menyebabkan infeksi. Selain itu, cacar air juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lepuhan cacar air atau cairan dari lepuhan tersebut. Jika seseorang yang terinfeksi menyentuh lepuhan cacar airnya dan kemudian menyentuh permukaan atau barang lain. Maka virus varicella-zoster dapat di transfer ke permukaan atau barang tersebut. Orang lain yang menyentuh permukaan atau barang yang terkontaminasi ini dan kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata, dapat terinfeksi virus.

Selain itu, cacar air juga dapat menular melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi. Termasuk kontak langsung kulit ke kulit, seperti pelukan atau sentuhan, yang memungkinkan virus untuk di transfer langsung dari satu orang ke orang lain. Selain itu, berbagi barang pribadi seperti handuk, pakaian atau mainan juga dapat menyebabkan penyebaran virus varicella-zoster.

Mengingat tingkat penularannya yang tinggi, maka harus mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyebaran cacar air. Seperti menjaga kebersihan tangan yang baik dengan mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir. Serta menghindari kontak dekat dengan individu yang terinfeksi dan menghindari berbagi barang pribadi dengan orang yang sakit.

Setelah Seseorang Sembuh Dari Penyakit Cacar Air

Setelah Seseorang Sembuh Dari Penyakit Cacar Air, virus varicella-zoster yang menyebabkan penyakit ini tetap ada dalam tubuh mereka dalam keadaan tidak aktif. Namun, dalam beberapa kasus, virus ini dapat menjadi aktif kembali di kemudian hari. Sehingga, menyebabkan penyakit yang di kenal sebagai herpes zoster atau cacar api. Herpes zoster terjadi ketika virus varicella-zoster yang tidur di saraf akar kembali aktif dan menyebar ke kulit. Sehingga menyebabkan ruam yang berat dan rasa sakit yang tajam. Meskipun tidak semua orang yang pernah mengalami cacar air akan mengalami herpes zoster. Tetapi risiko terjadinya penyakit ini bisa meningkat seiring bertambahnya usia. Karena sistem kekebalan tubuh melemah seiring bertambahnya usia, membuat seseorang lebih rentan terhadap reaktivasi virus varicella-zoster. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko herpes zoster termasuk penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau penggunaan obat-obatan tertentu yang menekan sistem kekebalan tubuh.

Gejala herpes zoster biasanya termasuk ruam kulit yang menyakitkan dan melepuh di area yang terinfeksi saraf. Serta rasa sakit yang tajam atau terbakar di sepanjang saraf tersebut. Ruam ini sering kali terbatas pada satu sisi tubuh dan dapat di sertai dengan gejala lain. Seperti demam, sakit kepala dan rasa tidak enak badan secara umum. Herpes zoster dapat sangat mengganggu dan menyebabkan rasa sakit yang intens, yang dapat berlangsung selama berhari-hari atau berbulan-bulan.

Untuk mengurangi risiko herpes zoster atau mengurangi keparahan gejalanya. Maka terdapat vaksin herpes zoster yang di rekomendasikan untuk individu berusia 50 tahun ke atas. Vaksin ini dapat membantu mengurangi risiko terjadinya herpes zoster dan mengurangi keparahan gejalanya jika seseorang mengalami penyakit ini. Selain itu, mengelola stres, menjaga pola makan yang sehat dan menghindari faktor-faktor lain yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh juga dapat membantu mengurangi risiko herpes zoster.

Daerah Yang Rentan Terkena Penyakit Cacar Air

Lingkungan atau Daerah Yang Rentan Terkena Penyakit Cacar Air biasanya termasuk tempat-tempat di mana individu yang rentan terhadap penyakit tersebut sering berinteraksi atau berkumpul bersama. Salah satu contoh lingkungan yang rentan adalah lembaga pendidikan seperti sekolah atau pusat bermain anak. Di lingkungan ini, anak-anak sering berinteraksi satu sama lain dalam ruang yang terbatas. Sehingga meningkatkan risiko penularan penyakit dari individu yang terinfeksi ke yang lainnya. Selain itu, anak-anak yang berusia sekolah biasanya belum di vaksinasi secara lengkap terhadap cacar air, sehingga rentan terhadap infeksi.

Tempat-tempat umum lainnya yang rentan terhadap penyebaran cacar air termasuk pusat perawatan kesehatan, terutama ruang gawat darurat dan klinik anak-anak. Di sini, individu yang terinfeksi cacar air mungkin mencari perawatan medis untuk gejala mereka. Tetapi mungkin dapat meningkatkan risiko penularan kepada orang lain yang mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau belum vaksinasi. Selain itu, lingkungan yang padat dan kurang sanitasi juga dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit cacar air. Di daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk, seperti kawasan perkotaan padat, maka tingkat kontak fisik antarindividu biasanya lebih tinggi. Sehingga mempermudah penularan penyakit dari satu individu ke individu lainnya.

Faktor-faktor demografis juga dapat memengaruhi rentang geografis di mana cacar air menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Misalnya, di negara-negara dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan atau kurangnya program vaksinasi yang efektif. Maka cacar air masih menjadi masalah kesehatan utama, terutama di antara populasi anak-anak. Jadi, untuk mengurangi risiko penyebaran cacar air di lingkungan atau daerah yang rentan. Maka perlu upaya-upaya pencegahan yang meliputi vaksinasi massal, penjelasan pentingnya kebersihan diri dan isolasi individu yang terinfeksi guna mengendalikan penyebaran Penyakit Cacar Air.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait