Travel
Pura Uluwatu, Tempat Dimana Tari Kecak Sering Di Tampilkan!
Pura Uluwatu, Tempat Dimana Tari Kecak Sering Di Tampilkan!
Pura Uluwatu Termasuk Salah Satu Pura Hindu Yang Paling Terkenal Dan Penting Di Bali, Lebih Tepatnya Karena Pertunjukan Tari Kecak. Terletak di ujung selatan semenanjung Bukit, pura ini berdiri megah di atas tebing curam setinggi sekitar 70 meter yang menghadap langsung ke Samudra Hindia. Pemandangan yang menakjubkan ini membuat uluwatu menjadi salah satu tempat wisata yang paling sering di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Di bangun pada abad ke-11 oleh pendeta Hindu terkenal, Dang Hyang Nirartha, pura ini di anggap sebagai salah satu dari sembilan pura penguasa yang di percaya melindungi Bali dari roh-roh jahat. Arsitektur pura ini sangat khas dengan bangunan-bangunan yang di hiasi ukiran-ukiran tradisional Bali dan gerbang candi yang megah.
Salah satu daya tarik utama Pura Uluwatu adalah pertunjukan tari Kecak yang di adakan setiap sore menjelang matahari terbenam. Tari Kecak adalah tarian tradisional Bali yang melibatkan puluhan pria yang duduk melingkar dan melantunkan cak berulang-ulang sambil mengangkat tangan mereka. Pertunjukan ini biasanya menceritakan kisah epik Ramayana, sehingga menambah keajaiban dan kekayaan budaya yang bisa di nikmati oleh para pengunjung. Bahkan, uluwatu juga terkenal karena populasi kera ekor panjang yang berkeliaran di sekitar area pura. Kera-kera ini sering kali berinteraksi dengan pengunjung. Sehingga wisatawan di sarankan untuk berhati-hati dengan barang-barang pribadi mereka. Keberadaan kera ini menambah keunikan dan daya tarik tersendiri bagi tempat ini.
Jika kamu penasaran dengan pembangunan dan mitos yang ada jika kita berkunjung ke Pura Uluwatu, yuk simak artikel berikut.
Ciri Khas Pura Di Bali
Pura adalah tempat ibadah bagi umat Hindu di Indonesia, terutama di Bali. Kata “pura” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kota, benteng atau Tempat yang di kelilingi tembok. Di Bali, pura berfungsi sebagai tempat suci dimana umat Hindu melakukan berbagai upacara keagamaan dan sembahyang. Guna untuk menghormati para dewa, leluhur dan roh suci. Pura memiliki struktur yang unik dan khas, biasanya terdiri dari beberapa bagian yang mencerminkan filosofi Hindu tentang alam semesta. Bagian utama pura di sebut jeroan atau utama mandala, yang di anggap sebagai area paling suci dan tempat pemujaan utama. Di sini terdapat pelinggih atau bangunan pemujaan yang di dedikasikan untuk dewa tertentu. Bagian tengah pura di sebut jaba tengah atau madya mandala, tempat berlangsungnya persiapan upacara. Sedangkan bagian luar pura di sebut jaba sisi atau nista mandala, yang biasanya berfungso untuk kegiatan sehari-hari dan persiapan upacara.
Salah satu Ciri Khas Pura Di Bali adalah adanya candi bentar atau gerbang terbelah yang menjadi pintu masuk ke area utama pura. Gerbang ini melambangkan peralihan dari dunia luar yang profan ke dunia dalam pura yang sakral. Selain itu, pura-pura di Bali sering di hiasi dengan patung-patung dewa, naga dan makhluk mitologis lainnya, Terutama yang di yakini melindungi tempat suci tersebut dari roh-roh jahat. Bakan, tempat ini juga sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya masyarakat Bali. Berbagai upacara keagamaan, seperti odalan, melasti (upacara penyucian laut) dan ngaben (upacara kremasi), sering di adakan di pura.
Selain di Bali, pura juga dapat di temukan di beberapa daerah lain di Indonesia yang memiliki masyarakat yang beragama Hindu. Seperti Lombok dan Kalimantan. Setiap pura memiliki keunikan dan sejarahnya sendiri, mencerminkan kekayaan dan keragaman budaya Hindu di Nusantara.
Mitos Yang Paling Terkenal Di Pura Uluwatu
Pura Uluwatu tidak hanya di kenal karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena mitos dan legenda yang mengelilinginya. Salah satu Mitos Yang Paling Terkenal Di Pura Uluwatu adalah tentang pendeta suci Dang Hyang Nirartha. Dang Hyang konon katanya sebagai seseorang yang membangun pura ini pada abad ke-16. Legenda mengatakan bahwa saat Dang Hyang Nirartha tiba di tempat ini, dia merasakan kekuatan spiritual yang luar biasa. Sehingga, memutuskan untuk mendirikan pura sebagai tempat meditasi dan pemujaan. Roh-roh ini di percaya menjaga keseimbangan alam dan spiritual di daerah tersebut. Menurut cerita, jika ada upacara atau ritual yang tidak dilakukan dengan benar, roh-roh ini bisa marah. Bahkan, menyebabkan bencana alam seperti gempa bumi atau gelombang besar. Oleh karena itu, masyarakat Bali sangat menghormati dan menjaga kebersihan serta kesucian pura ini.
Mitos lain yang menarik adalah tentang kera-kera yang tinggal di sekitar Pura Uluwatu. Di kisahkan bahwa kera-kera ini adalah penjaga setia pura dan memiliki kekuatan magis. Sehingga mereka akan melindungi tempat suci ini dari energi negatif dan roh jahat. Kera-kera ini sering kali terlihat sangat cerdik dan kadang-kadang bisa nakal, mencuri barang-barang milik pengunjung. Masyarakat setempat percaya bahwa jika barang yang di curi oleh kera berhasil di kembalikan, itu adalah pertanda keberuntungan.
Ada juga legenda yang mengisahkan tentang hubungan Pura Uluwatu dengan pura-pura lainnya di Bali. Konon, Pura Uluwatu terhubung secara spiritual dengan Pura Tanah Lot di sisi barat daya dan Pura Besakih di timur laut. Ketiga pura ini membentuk segitiga spiritual yang di yakini melindungi pulau Bali dari ancaman luar. Kekuatan spiritual dari ketiga pura ini di anggap sangat kuat. Sehingga berbagai upacara besar sering diadakan untuk menjaga keseimbangan dan harmoni di seluruh pulau. Mitos dan legenda yang mengelilingi Uluwatu menambah dimensi mistis dan spiritual pada tempat ini.
Upacara Yang Di Adakan Di Pura Uluwatu
Pura Uluwatu, salah satu pura paling suci, menjadi lokasi berbagai upacara keagamaan yang penting bagi umat Hindu Bali. Salah satu Upacara Yang Di Adakan Di Pura Uluwatu adalah upacara odalan. Upacara odalan yaitu perayaan ulang tahun pura yang jatuh setiap 210 hari menurut kalender Bali (Wuku). Odalan di Pura Uluwatu di rayakan dengan penuh semangat, dengan ribuan umat Hindu. Mereka datang untuk sembahyang dan memberikan persembahan kepada para dewa. Upacara ini berlangsung selama beberapa hari dan di isi dengan berbagai ritual, tarian dan gamelan yang mengiringi doa-doa dan persembahan. Bagi masyarakat Bali, Uluwatu bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol perlindungan dan kesejahteraan pulau. Cerita-cerita ini terus di wariskan dari generasi ke generasi, menjaga misteri Pura Uluwatu tetap hidup dalam budaya dan tradisi Bali.
Pura Uluwatu juga menjadi tempat dilaksanakannya upacara melasti, sebuah ritual penyucian yang biasanya dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi. Upacara melasti bertujuan untuk membersihkan dunia dari kekotoran rohani dan memohon berkah dari dewa-dewa laut. Dalam upacara ini, umat Hindu membawa pratima (arca dewa) dan benda-benda sakral dari pura menuju laut untuk di bersihkan. Dengan demikian, upacara melasti menjadi momen yang sangat khusyuk dan penuh makna spiritual di Pura Uluwatu.